Lectio Divina, the diligent reading of Sacred Scripture accompanied by prayer brings about that intimate dialogue in which the person reading hears God who is speaking, and in praying, responds to him with trusting openness of heart.(cf.Dei Verbum, 25)

Rabu,15 September 2010

Maria, Bunda yang Setia dalam Penderitaan
Pw. Maria Bunda yang Berdukacita
"Mater Dolorosa"
Artist: Chris Gollon; Subject: Study for Stations of the Cross; Year of Work: 2005; Media: silk-screen; Size: 28" x 22"
http://www.iapfineart.com/Chris_Gollon/Mater_Dolorosa.html


Bacaan 1: Ibr 5:7-9
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.

Injil: Luk. 2:33-35
Bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."


Meditasi:
Hari-hari ini, kesetiaan nampaknya hal yang jarang kita jumpai. Apalagi, kesetiaan yang tidak menghasilkan hal yang menyenangkan. Namun, sehari sesudah pesta Salib Suci, kita dipertemukan dengan sesosok manusia, yang seluruh hidupnya setia di dalam segala penderitaan, Ibu Maria. "Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang". Kutipan ini merupakan salah satu dari Sapta Duka Maria. Maria menjadi teladan bagi kita, figur orang yang dengan segala ketaatan dan kerelaan berpartisipasi pada karya Allah. Partisipasi Maria itu disertai dengan konsekuensi yang tidak mudah, menderita. Maria tahu bahwa mendukung Puteranya berarti siap menderita. Namun, konsekuensi itu tidak menyurutkan hati Maria. Ia adalah orang yang melaksanakan sabda Tuhan sendiri, "Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku". Lalu, apa partisipasiku pada karya Yesus? Apa penderitaanku, salibku, karena menjadi murid-Nya yang berpartisipasi pada karya-Nya. Seberapa setiakah aku menanggung semuanya itu? Semoga Tuhan menguatkan aku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar