Lectio Divina, the diligent reading of Sacred Scripture accompanied by prayer brings about that intimate dialogue in which the person reading hears God who is speaking, and in praying, responds to him with trusting openness of heart.(cf.Dei Verbum, 25)

Sabtu, 07 Agustus 2010

Dahsyatnya Iman Sebesar Biji Sesawi

Bacaan 1  : Hab. 1:12-24

Injil  : Mat. 17:14-20
14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, 15 katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. 16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." 17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. 19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" 20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

"sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja ... takkan ada yang mustahil bagimu". Itulah ayat yang mengesan dalam bacaan Injil hari ini. Point penting dalam kalimat ini adalah soal iman. Iman merupakan keterkaitan fundamental hidup kita terhadap Yang Ilahi. Iman bukan sekedar sebuah keyakinan rasional, melainkan sebuah relasi. Seseorang yang mempunyai iman yang teguh artinya, ia memiliki relasi yang akrab-dekat-terikat secara fundamental dan istimewa dengan Allah. 

Kemampuan Yesus mengusir setan dalam diri anak yang sakit itu, bukan karena kekuatan gaib yang dimiliki oleh Yesus. KemampuanNya muncul karena relasiNya yang akrab-dekat-terikat secara fundamental dan istimewa dengan Allah, BapaNya. Maka, di dalam Allah yang Maha Kuasa, tidak ada yang tidak mungkin terjadi, sesuai dengan kehendak Allah. 

Yang diharapkan oleh Yesus adalah kita, murid-muridNya memiliki iman sebesar biji sesawi. Biji sesawi itu biji yang amat kecil. Ukurannya kurang dari 1 cm. Meski ukurannya amat kecil, biji sesawi yang bertunas, kemudian bertumbuh dapat menjadi pohon sesawi yang amat lebat, bagaikan pohon beringin. Demikianlah, tantangan kita adalah bagaimana aku bisa memiliki relasi yang akrab-dekat-terikat secara fundamental dan istimewa dengan Allah. Relasi yang seperti itu membuat kita ada di dalam Allah. Lebih lagi, bagaimana relasi kita itu semakin lama semakin bertunas dan bertumbuh menjadi sebesar pohon sesawi yang lebat. Semoga, kita diberi rahmat yang cukup untuk semakin beriman kepada Allah. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar