Lectio Divina, the diligent reading of Sacred Scripture accompanied by prayer brings about that intimate dialogue in which the person reading hears God who is speaking, and in praying, responds to him with trusting openness of heart.(cf.Dei Verbum, 25)

Senin, 09 Agustus 2010

Dipanggil Menjadi Nabi

Rama Mangunwijaya, Pr


Bacaan 1 : Yeh 1:2-5, 24-2:1a
Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."

Injil: Mat 17:22-27
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."

Renungan:
"Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." Begitulah firman Tuhan kepada imam Yehezkiel, yang menjadi Nabi Yehezkiel. Seorang nabi adalah orang yang mulutnya digunakan Allah untuk berfirman kepada umatNya. Untuk dapat berkata-kata dengan benar, sesuai dengan kehendak Allah, seorang nabi tidak dapat tidak mesti mengarahkan hidupnya pada hidup Allah semata. Ia mengerti apa yang dimengerti dan dikehendaki oleh Allah terhadap umatNya. Seorang nabi bagaikan soulmate-Nya Allah, sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Allah sendiri.
Sabda itupun ditujukan lagi kepada kita, orang kristiani. Setiap orang kristiani dipanggil menjadi nabi bagi zamannya. Setiap orang kristiani dipanggil menjadi (bagaikan) soulmate-Nya Allah, yang sehati seperasaan dengan Allah. Maka, sudahkah kita selalu bertanya dan menjawab, "Apa yang dikatakan, dirasakan dan hidup di hati Allah, ketika aku berjumpa dengan berbagai pengalaman di dunia ini? Apa kehendak Allah?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar